Kamis, 19 Maret 2009

Panggilan dan Pengutusan Kaum Intelektual Kristen

Panggilan dan Pengutusan

1. Pendekatan sejarah.

Lewat pendekatan sejarah siapa sebenarnya Yesus Kristus, itu, Ia adalah seorang Anak Perjanjian yang diutus Allah yaitu Firman yang sudah menjadi Daging yang lahir ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh kedalam dosa. Peristiwa ini adalah nyata terjadi (vaktual) karena kelahiranNya dapat kita ceritakan kemana-mana sampai ke ujung dunia yaitu satu peristiwa sejarah dan menjadi berita besar dan menjadi buah bibir semua orang di seluruh dunia. Dialah yang dijanjikan oleh Allah Bapa sejak penciptaan alam semesta ini dan Ia datang membawa misi keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. (Yohanes 14:6).

Sesaat sebelum Ia menggenapi perjanjian itu melalui peristiwa penyaliban (Yohanes 17:11), kita mengetahui bahwa Dia berdoa kepada Bapa di sorga dengan berkata: Dan Aku tidak ada lagi didalam dunia, tetapi mereka masih ada didalam dunia, dan Aku datang kepadaMu. Ya…Bapa yang kudus perilaharalah mereka dalam namaMu yaitu, namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”.

Siapakah yang Dia tinggalkan di dunia ini ..?, sudah pasti murid-muridNya, yaitu orang-orang yang percaya di dalam namaNya yaitu orang-orang yang berasal dari dalam dunia yang sudah dilahir barukan yaitu sama dengan Kristus Yesus.

Persoalannya adalah apakah anda dan saya sudah menjadi murid Yesus…? atau hanya datang kepada Yesus saja seperti orang-orang Farisi, Saduki, Ahli Taurat yang hanya ingin mencobai saja…? atau sebagai pengikutnya saja? yaitu orang-orang yang setelah mendapat berkat lalu meninggalkan Yesus atau orang-orang yang hanya memanfaatkan Yesus, mumpung Yesus masih memberikan berkat…? . Yohanes 17:16 berkata: Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”.

Jadi umat Kristen adalah umat yang dipanggil dari dalam dunia dan diutus kembali kedalam dunia untuk menyelamatkan manusia, tugas penyelamatan itu sekarang ini ada di pundak murid-muridNya pada zaman sekarang ini. Oleh karena itu dimanapun umat Kristen berada, pastilah akan menanggung beban dan misi keselamatan itu. Inilah landasan umat Kristen di dalam menjalankan tugasnya untuk menyelamatan jiwa-jiwa manusia dimana pun ia diutus.

Pertanyaan kita adalah Apakah seorang yang mengaku dirinya murid Yesus dapat menyelamatkan orang lain, sedangkan dirinya saja tidak yakin bahwa ia mampu untuk menyampaikan berita keselamatan kepada seseorang. Inilah yang menjadi problemanya karena belum tentu orang lain bisa percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Disinilah di tuntut keteladanan seseorang yang dipanggil dan diutus. Injil Matius menulis dalam pasal 7:16 dan 20 Yesus berkata: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka, dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri..?.

Karena itu sebagai umat Allah, anda dan saya harus percaya diri untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut sebagai panggilan Tuhan yaitu harus memperkuat pengetahuan, mengenali permasalahan yang ada di masyarakat, melakukan diagonis dan terapi, yang konkritnya tugas-tugas seperti itu misalnya: memberikan pertolongan kepada orang-orang yang lapar dan haus, mengusir roh-roh jahat dari ikatan-ikatan iblis dan membebaskan orang-orang tertindas, melawan penindasan, menegakkan keadilan, memberdayakan yang lemah, meredakan angin dan badai, mempelopori disiplin, yang dahulu dikerjakan oleh Yesus Kristus, sekarang adalah wujud dari tugas-tugas orang-orang kristen.

Karya penyelamatan ini adalah pemahaman sebagai panggilan dan pengutusan bagi anda dan saya yang sekarang ini sedang berada di dalam dunia yakni banyaknya permasalahan yang dihadapi dengan penuh onak dan duri. Jadi, orang-orang Kristen, tidaklah bisa menghindar dari permasalahan-permasalahan dunia ini, sebab dihadapan kita telah menghadang segala perseteruan, kemiskinan, penindasan, penganiayaan, kekerasaan bahkan bencana alam seperti Gempa, longsor, kelaparan, tsunami, Badai Katrina, Badai Rita, Wilma, banjir dan lain sebagainya) yang semuanya membawa penderitaan bagi umat manusia yang tidak bersalah. Matius 10:16 Yesus berkata : Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ketengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. Jadi, kedalam dunia seperti inilah umat Kristen itu diutus, dan bukan menghindar dari persoalan-persoalan, sehingga tugas ini bukan saja diberikan kepada para Pendeta, Evanggelis, Misionaris, Penatua sebagai hamba Allah saja, akan tetapi juga kepada anda dan saya sebagai orang-orang percaya.

2 Khusus kepada Kaum Intelektual

Jika kita melihat sejarah peradaban umat manusia, kaum intelektual Kristen sangatlah diperlukan peranannya dalam menangani dan menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat yang sedang dihadapi dewasa ini. Kaum intelektual adalah orang-orang yang mempunyai pendidikan dan berpengehuan yang tinggi yang merupakan Anugerah Tuhan didalam sejarah peradaban umat manusia (bukan kepada sekelompok orang tertentu), ternyata umat manusia telah berhutang kepada mereka yang dinamakan kaum intelektual sebab mereka memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu dalam membantu memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi manusia itu sendiri, berdasarkan perdamaian, kebenaran dan keadilan.

Kaum intelektual ini sebenarnya berfungsi sebagai penasehat-penasehat dan pemimpin-pemimpin masyarakat pada masa zaman perjanjian lama, misalnya ketika Firaun bermimpi hatinya sangat gelisah, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir untuk menjelaskan maksud dari permasalahan yang dihadapi raja, tetapi tak seorang pun yang dapat menjelaskan kepada raja. Pada akhirnya tampillah seorang anak muda yang bernama Yusuf anak Yakub, waktu itu dia masih didalam penjara, dialah yang dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi Firaun (Baca dalam Kitab Kejadian 41). Tetapi yang terjadi adalah orang-orang bijak yang pendidikan dan yang berpengetahuan tinggi tersebut, ternyata, GAGAL TOTAL untuk dapat mengatasi dan menjawab permasalahan yang dihadapi Firaun, padahal merekalah yang diharapkan oleh Firaun untuk mencaari solusi atau jalan keluar untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang dihadapi seorang Pemimpin sebab mereka adalah suatu golongan yang disebut kaum intelektual yang berpengetahuan dan berpengalaman.

Demikian jugalah halnya Daniel, seorang yang tidak mempunyai pendidikan dan berpengetahuan yang tinggi, dia hanya seorang pelayan di Istana raja Nebukkadnesar, ia tampil dengan gagah berani dalam menyelesaikan kegagalan para kaum intelektual pada zamannya yaitu permasalahan yang dihadapi oleh raja Nebukadnesar, tetapi Daniel seorang pelayan dapat menjawab dan mengatasi permasalahan yang dihadapi raja itu. (Baca Kitab Daniel 2). Mengapa harus Daniel..?, karena Daniel memiliki akar yang dipengaruhi oleh Roh Allah yang membangun daya intelektual seseorang (Daniel adalah seorang Intelektual Kristen). Apa yang dikatakan Daniel kepada raja Nebukadnesar yaitu raja Babel…? Daniel berkata didalam Kitabnya dalam pasal 2:27-28c, katanya kepada raja. “Rahasia yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada ALLAH yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnesar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang”.

Jadi, tanpa mengenal akar yang merupakan sumber pengetahuan ini, sebagaimana yang dikatakan Amsal 1:7a “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”, maka semua kaum intelektual itu tidak lebih dari suatu kelompok orang-orang pandai, ahli-ahli atau orang farisi yang lepas dari akarnya, dimanapun dia berada akan menjadi BUDAK ILMU PENGETAHUAN dan teknologi itu sendiri, apabila Roh Allah tidak ada didalam diri mereka, karena karya mereka akan menjadi bencana yang membawa malapetaka bagi dunia ini sebagai ciptaan Tuhan. Contoh dari masalah ini cukup banyak yang terjadi dewasa ini dihadapan kita dan akan menjadi suatu ancaman bagi umat manusia, misalnya saja di Indonesia, banyaknya pohon-pohon yang ditebang secara liar untuk kepentingan para kaum intelektual dan orang-orang pandai yang berilmu tinggi, serta para ahli-ahli seminar, budaya dan teknologi, tanpa melihat apa akibat dari hasil penebangan hutan liar itu…?, tanah menjadi longsor, banjir dimana-mana, gangguan pernafasan karena dibakarnya hutan menjadi sakit penyakit, adanya korupsi karena adanya mark-up dana anggaran di seluruh aparat Pemerintah Pusat sampai ke Daerah mulai dari eksekutif, legislatif maupun yudicatif. mereka adalah kaum intelektual dan cendekiawan dan orang-orang pandai. Allah menjadi murka kepada mereka oleh karena perbuatannya, maka seluruh rakyat menjadi korban yang membawa malapetaka kepada jiwa-jiwa manusia, terjadilah flu burung, busung lapar, enceng gondok, giji makanan untuk bayi pun sudah di korup, dan masih banyak lagi yang belum di catat dalam tulisan ini.

Jika memang tidak seiring dengan kehendak Tuhan, maka karya manusia itu sungguh-sungguh menjadi malapetaka bagi umat manusia lainnya. Disinilah perlu peranan dan fungsi kaum intelektual kristen agar berperan aktip ditengah-tengah masyarakat, sebab apabila daya nalarnya hilang atau memang sengaja dihilangkan, (hilang dari akar pengetahuan), maka pada saat itu juga, misi panggilan dan kepengutusannya menjadi hilang, padahal mereka diutus untuk menenangkan keresahan dan kegelisahan, kekuatiran, ketenangan dan sebagainya dan pada saat yang sama itu pula, Tuhan berpaling dari diri mereka. Apa boleh buat .?. Matius 11:25-26 Yesus berkata : “Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi karena semuannya itu engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya .. Bapa, itulah yang berkenaan kepadaMu”. Kita sebagai orang-orang percaya sangat berharap kepada kaum intelektual agar mampu memberikan jawaban-jawaban dari mereka yaitu sebagai mata api dan mata air bagi permasalahan- permasalahan, tetapi jika lepas dari akarnya, maka rahasia-rahasia tadi, justru tidak dinyatakan kepada kaum intelektual malah sebaliknya akan membawa malapetaka kepada umat manusia. Kalau kesadaran akan peranan Roh Allah ada pada kaum intelektual itu tetap ada dengan pengertian bahwa Roh Allah tetap bekerja didalam diri mereka, tentu permasalahan-permasalahan yang dihadapi manusia di dunia ini, harus mereka jawab, sehingga kaum intelektual tersebut tidak akan pernah berhenti dan tidak akan pernah diam untuk berperan sebagai murid Yesus.

Jangan sibuk dengan dunianya sendiri, harus ada keseimbangan yang vertikal dan horizontal, sebab kita harus sadar dimanapun kaum intelektual berada, bahwa mereka dipanggil dan diutus Allah. Untuk itu perlu ditingkatkan mutu dan kadar kualitas berpengetahuan sebab dimanapun mereka berada Tuhan mengutus ditempat itu yaitu untuk membawa berita besar yang memperdamaikan manusia dengan Tuhan penciptaNya. Rasul Paulus mencatat firman itu dalam 2 Korintus 5:20 sebagai berikut: ”Jadi, kami (kaum intelektual) ini adalah utusan-utusan Kristus seakan-akan Allah menasehati kamu dengan perantaraan kami: dalam nama Kristus kami meminta kepadamu; berilah dirimu didamaikan dengan Allah.”

Masalahnya adalah bagaimana caranya membawa berita khabar baik ditengah-tengah lingkungan tugas anda .?, apakah dengan cara yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis ketika dia berteriak ditengah padan gurun..? atau apakah harus melakukan kotbah seperti yang dilakukan oleh para Pendeta, evanggelium.. dan lain-lain? sebab didalam Matius 5:13-16 berkata: “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan..?, tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Renungkanlah apa yang dialami Yohanes Pembaptis sebagai orang yang diutus Allah untuk menjadi seorang saksi Tuhan yaitu Firman yang sudah menjadi Manusia, karena Yohanes Pembaptis tidak begitu saja diutus sebagai seorang Panggilan. Seorang manusia yang dipanggil dan diutus kedalam dunia adalah memerlukan suatu pengorbanan yang cukup berat dan berisiko tinggi karena ia diutus menjadi saksi dengan menyampaikan berita yang tidak disukai oleh ciptaanNya, tidak diterima dunia bahkan dibenci oleh dunia. Adapun berita yang akan disampaikan oleh Yohanes Pembaptis itu adalah Firman yang bukan karena ada penyebabnya, melainkan suatu berita Firman yang penyebabnya adalah yang pertama, yang tidak disebabkan oleh sebab-sebab yang lain yaitu tidak ada sesuatu pun tercipta, jika Firman itu adalah karena sebab. Perhatikanlah firman yang tertulis dalam Yohanes 1: 1-14

1. Pada mulanya adalah Firman;

2. Firman itu bersama-sama dengan Allah;

3. Firman itu adalah Allah dan;

4. Firman itu menciptakan segala sesuatu, sebab tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang tercipta.

Tuhan mengutus seorang manusia yang bernama Yohanes Pembaptis sebagaimana didalam Yohanes 1:6-11 Yaitu:

(06). Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes

(07). ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.

(08). Ia (Yohanes) bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

(09). Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang kedalam dunia.

(10). Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya.

(11). Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.

(12). Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya

Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu terang manusia. Terang itu bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak mengenalnya. Yohanes diutus menjadi saksinya. Persoalannya adalah mengapa harus manusia yang diutus Allah untuk memberitakan tentang Terang itu..? dan mengapa pula manusia itu harus bersaksi tentang Dia untuk memberitahukan kepada manusia lain..?, dan mengapa tidak Allah sendiri yang memberitakannya…?.

Kita harus merenungkan dengan dalam tentang Firman Tuhan itu. Jika Yesus adalah Firman dan Ia adalah Allah dan Ia adalah Pencipta, Penopang, Penebus, mengapa Yesus memerlukan pertolongan orang lain seperti Yohanes Pembaptis untuk memberitakan tentang Dia..?. dan jika ada orang bertanya seperti itu, tentu sebagai orang yang di panggil dan di utus, haruslah berfikir hal itu tersebut…?

Jika kita berfikir secara matang dan benar-benar memahami pertanyaan itu, maka sebenarnya Yesus tidaklah butuh seperti Yohanes Pembaptis, karena Yesus kan Tuhan dan Dia sendiri sudah hadir dalam dunia menjadi manusia (ayat 14), Dia hadir ke dalam budaya manusia, dan Dia hadir di dalam kehidupan bangsa Israel. Jadi sebenarnya Yesus tidak perlu Yohanes Pembaptis supaya menjadikan Yesus sebagai Juruselamat…?, tetapi anehnya Yesus membutuhkan Yohanes Pembaptis..? ini penting bagi kita, karena Yohanes Pembaptis menjadi penting dipakai Tuhan Yesus adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri, supaya manusia itu dapat mengenal siapa Yesus itu, sehingga diperlukan seorang manusia untuk membantu manusia lain agar mengenal Yesus, bahwa Sang Juruselamat sudah datang ke dunia, dan supaya ada orang menjadi saksi untuk menolong kita agar mengerti, memahami tentang Tuhan Yesus lahir ke dunia adalah membawa keselamatan bagi umat manusia.

Terang itu bercahaya didalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya, maka ada seorang manusia yang dikirim oleh Tuhan namanya Yohanes Pembaptis. Ini penting untuk difahami karena Alkitab adalah satu berita untuk diberikan kepada manusia tentang Tuhan Yesus, tentang kehidupan di dunia ini, maupun tentang Iblis atau setan. Jadi Alkitab ini adalah berita yang khusus diberikan kepada manusia. Oleh sebab itu manusialah yang harus menjadi perantara supaya manusia lain boleh mengerti, memahami dan mengimani bahwa Yesus adalah Tuhan. Jadi tugas panggilan dan pengutusan adalah tugas berat yaitu menjadi seorang Proklamator yang bertugas menjadi seorang saksi, karena tugas sebagai seorang kaum intelektual adalah tugas yang mulia.

Yohanes Pembaptis diutus oleh Tuhan untuk memberitakan tentang Juruselamat itu yaitu Firman yang sudah menjadi Manusia, dipanggil menjadi seorang pelayan Tuhan, dipanggil sebagai proklamator, dipanggil menjadi seorang Pendeta, dipanggil sebagai Guru agama, dipanggil sebagai Misionaris, Pengajar, dipanggil sebagai Intelektual. Panggilan kepada orang-orang seperti ini perlu difahami dengan serius karena ketika Tuhan memanggil anda dan saya, pasti ada sesuatu yang sangat penting yang harus dikerjakan orang itu.

Perhatikanlah kutipan dari beberapa ayat dari Injil Lukas 3:2-20 : Ada suara yang berseru-seru di padang gurun : “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, Luruskanlah jalan baginya. Setiap lembah akan di timbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan di luruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. “Hai kamu keturunan ular beludak ! Siapakah yang mengatakan kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang ?. Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah Bapa kami!. Karena aku berkata kepadamu : Allah akan menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini !. Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak mengahasilkan buah yang baik, akan di tebang dan di buang kedalam api.” Orang banyak bertanya kepadanya : “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?”. Jawabnya :“Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah dia membagi dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah dia berbuat juga demikian.”. Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya : “Guru, apakah yang harus kami perbuat ? “Jawabnya: “Jangan menagih lebih banyak daripada yang di tentukan bagimu. “Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya : “Dan kami, apakah yang harus kami perbuat ? “Jawab Yohanes kepada mereka : Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu. “Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah mesias, Yohanes menjawab dan berkata semua orang itu : “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tanganNya untuk membersihkan tempat pengirikanNya dan untuk mengumpulkan gandumNya kedalam lumbungNya, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan. Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberikan Injil kepada orang banyak. Akan tetapi setelah ia menegur raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, istri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes kedalam penjara.

Kita melihat ada yang namanya Hanas, ada Kayafas yaitu Imam besar, ada Filpus dan Lianias raja, tetapi Tuhan membangkitkan seorang yang namanya Yohanes anak Zakharia (Yohanes Pembaptis) yaitu dari antara orang-orang besar itu, bahkan dari antara imam-imam besar, tetapi Tuhan tidak memanggil mereka justeru Tuhan memanggil seorang manusia biasa yaitu yang diutusNya.

Semua orang yang menerimanya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah yaitu mereka yang percaya dalam namaNya, termasuk didalamnya Misionaris, Pendeta, Penatua, Profesi, kaum intelektual, Ibu-ibu rumah tangga, semua orang-orang yang percaya diutus oleh Tuhan kedalam dunia ini, tentu sesuai dengan jabatan, profesi, dimana pun ia berada yaitu untuk menjadi seorang Saksi Yesus (bukan saksi Yehova) yaitu bersaksi kepada manusia lain bahwa Juruselamat telah datang, tetapi ditolak, dianiaya, disiksa dan mati dan yang ditolak oleh ciptaaNya. Ini penting sekali sebagai murid Yesus, karena hal ini tidaklah segampang yang dipikirkan, oleh karena itu jangan menjadi orang Kristen yang sembarangan. Kita hidup dalam dunia ini ada misinya, siapa pun kita yang menjadi orang Kristen dan mau menjadi murid Yesus, pasti ada misinya karena kita diutus Tuhan ke dalam dunia ini sangatlah serius misinya.

Jadi jika kita tidak memahami seperti ini, hidup kita menjadi orang Kristen yang sembarangan karena sudah menjadi tidak benar. Mungkin kita dapat melihat dengan mata sendiri tingkah laku manusia orang-orang Kristen di tempatnya bekerja, ada yang korupsi, berzinah, punya isteri simpanan, berjudi, pemabok, ke dukun, ke para normal dan banyak para pengusaha yang menyimpang dan korup karena mereka semuanya menjadikan Yesus sebagai pelengkap hidupnya saja. Yohanes Pembaptis menjalankan misinya itu sampai mati dibunuh dan kepalanya dipenggal (roh martir), ini adalah komitmen seorang hamba Tuhan yang mempunyai satu komitmen yang serius dan murni, dia sadar betul akan hidupnya.

Kita sebagai orang Kristen harus menyadari dan memahami betul bahwa ia sebagai seorang yang dipanggil Tuhan, kemudian diutus oleh Tuhan menjadi seorang hamba ke tengah-tengah dunia ini. Renungkanlah kembali dengan penuh kesadaran serta kajilah kembali seperti apa kita ini diutus..?, waktulah yang menentukan semua ini, siapakah kita sebenarnya. Apa dan bagaimana jika ujian datang, kesulitan datang, tantangan dan bahaya datang, ini akan menjadi ukuran atau konsistensi sebagai kaum intelektual, jangan hanya memakai panggilan itu sebagai kedok, sebab jika masalah datang, bisa menghindar dari permasalahan itu, dan ia menjadi kabur karena tidak menguntungkan bagi dia. Orang seperti itu lebih baik dagang aja sesuai bidangnya yaitu dagang yang baik dan benar yaitu dagang sebagai orang Kristen, jika ia sebagai profesi kontraktor bangunan, janganlah menyimpang dari aturan teknik bangunan sebab apabila menyimpang maka cepat atau lambat bangunan itu akan roboh sebelum waktunya dan akan membawa malapetaka kepada manusia disekitarnya, dan apabila dia seorang profesi computer janganlah ia menjadi pembobol uang di Bank dan membodoh-bodohi orang lain dan apabila ia seorang profesi akuntan, janganlah mempermainkan dengan mengutak-atik angka-angka dalam neraca rugi laba, jika ia seorang Pegawai negeri, jangan memeras dan mengatur besar kecilnya pajak dan cukai seperti Zakeus sebelum bertobat, apabila dia seorang penasehat hukum, hakim, jaksa atau pengacara janganlah memutarbalikkan fakta-fakta, yang salah menjadi benar, jika dokter janganlah malpraktek karena nyawa manusia itu milik Tuhan atau sebaliknya dan masih banyak lagi contoh-contoh yang memanfaatkan Yesus sebagai kedok, padahal semuanya adalah orang Kristen sejati. Jika kita mengerti dengan benar panggilan itu, koreksilah kembali diri kita karena tidak bisa main-main, janganlah hanya melihat kehormanatan dunia dan merasa pernah dipanggil Tuhan.?.

Apa yang dikatakan Paulus dalam Philipi 1:21 :”Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Komitmen pelayanan sebagai kaum inteletual harus sampai kepada komitmen seperti itu karena dia tahu persis siapa dirinya yaitu Allah yang Sang Pencipta, Penebus yang didalamnya ada hidup dan hidup adalah Terang manusia dan yang tersalib itu. Betapa beratnya di pundak seorang kaum inteletual Kristen yang harus dipikulnya oleh karena Nama Besar itu. Apakah kita melihat semua itu…?,jadi bukan sembarangan, bukan menjadi sesuatu alat permainan dunia, bukan bisa dipakai untuk mencari keuntungan, jika mau cari untung lebih baik dagang saja di pasar dengan benar sebagai orang Kristen dan sebagainya.

3. PANGGILAN dan Pengutusan

Memang didalam Alkitab tidak ada tokoh-tokoh Pemberita Injil yang menjadi konglomerat, tetapi yang ada adalah Konglomerat dipanggil menjadi Hamba Tuhan, tetapi zaman sekarang konglomerat dipanggil menjadi hamba Tuhan dan apabila ia bangkrut dan uangnya habis, ia kembali lagi berbisnis. Ini kita sebut sebagai Pendeta yang memanfaatkan Yesus sebagai kedok. Ingatlah seorang pengembala yang baik jika jemaatnya menangis, pengembalanya ikut menangis, ikut menderita, bukan seorang pengembala yang memanfaatkan jemaat, mengeruk uang jemaat sebesar mungkin, mempengaruhi emosional jemaat sampai berjam-jam, sehingga orang itu mempersembahkan semuanya dan kemudian diberikan ajaran-ajaran supaya orang takut misalnya Tuhan Yesus segera datang, akhir zaman tidak lama lagi, pemberitaan seperti ini sudah tidak ada lagi kebenaran didalam Tuhan, ini dinamakan Bidat Kristen. Contoh seperti yang terjadi di beberapa tahun silam di Bandung seorang Pendeta orang batak yang ber marga Sibuea, sampai berani mengatakan bahwa Yesus akan datang pada tanggal 11 bulan 11 jam 11 tahun 2001, jemaatnya sampai ketakutan sehingga mereka semua menjual harta bendanya dan pergi ke suatu tempat di pengunungan Jawa Barat. Pemberitaan firman seperti ini sudah membodohi jemaatnya dan membawa kepada kesesatan, mumpung jemaat bisa dimanfaatkan. Pendeta seperti ini tidak berani membuat anggota jemaatnya menjadi pintar untuk mengerti, memahami firman Allah, sebab di zaman ini ada gereja yang menetapkan seperti itu secara tidak langsung sehingga hidup sosial pendeta seperti itu bisa aman.

Seorang yang namanya Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian tentang terang itu. Apa sebenarnya yang dikatakan Yohanes Pembaptis..? ia, mengatakan: “Dia semakin besar, aku semakin kecil, untuk membuka tali kasutNya pun aku tak layak”. Apakah ada konsep seorang hamba yang dipangil Tuhan seperti itu..?, anehnya pada zaman ini banyak orang Kristen yang mengaku sebagai hamba Tuhan, bukannya membuka kasut, tetapi memanfaatkan Tuhan Yesus untuk keperluan hidupnya, justeru salib sudah diikat dan digeser dari yang sesungguhnya. Oleh karena itu belajarlah dari tokoh-tokoh Alkitab, mereka semuanya sampai mati di bunuh hanya untuk mempertahankan panggilan itu, apakah ada orang seperti itu pada zaman anugerah ini…? Itu kan zaman Yohanes Pembaptis katanya, ini kan zaman anugerah ,! berbahaya jika ada orang seperti itu.

Contoh di Kota-kota besar di Indonesia banyak orang Kristen yang hidupnya tidak karuan, punya isteri muda, gereja pun sudah menjadi porak-poranda, hamba Tuhanpun diam-diam pergi ke para normal, ke Dukun, hidup menjadi tak benar, berselingkuh dengan isteri orang lain atau menyimpan wanita lain bahkan menjadi suatu kesombongan, panggilan seperti apa itu …? Apakah diperlukan kehormatan seorang hamba Tuhan…? Tuhan tidak melihat semuanya itu,,? Persoalannya apakah kita setia? Jangan setia kepada hamba Tuhan…? karena kesetiaan menjadi sangat penting di mata Tuhan.

Seorang hamba Tuhan harus menjaga panggilan dirinya, ia harus hidup bersih dan mempertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, ada berapa banyak orang seperti ini…?. Sebab kesaksian yang kita sampaikan adalah kesaksian Terang Dunia yang sudah datang, tetapi dunia tidak mengenalNya sehingga ditolak, dihina, diejek, disiksa, dimatikan dan yang sekarang ada dipundak orang Kristen yang menamakan dirinya seorang panggilan dan risiko harus ditanggung. Apakah panggilan kita masih murni seperti Tuhan ketika memanggil kita…?, apakah masih murni panggilannya ditengah-tengah yang serba uang ini…?, karena manusia bisa kita kelabui, bisa dibohongi sampai jemaatpun tidak tahu bahwa ia dibohongi, Majelispun bisa kita tipu tetapi dihadapan Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah kehormatan panggilan dapat dijaga sampai mati dengan menjaga ketulusan..?, karena inilah Mahkota seorang hamba Tuhan. Yohanes Pembaptis menjalankan panggilan Tuhan dengan baik dan mati dibunuh dengan kepalanya dipenggal sebagai panggilan. Ingat panggilan Tuhan tidak pernah berhenti, tidak dibatasi oleh jabatan gerejawi, tidak dibatasi usia, Pensiun boleh berhenti, tetapi pelayanan itu tidak boleh berhenti, walaupun sulitnya hidup dan sakit ditempat tidurpun kita masih dapat berdoa, itulah panggilan yang sesungguhnya dan tidak takut dengan rintangan, tidak takut kesulitan, tidak takut akan ancaman, apakah masih ada seperti Yohanes Pembaptis pada zaman kita sekarang…?

“Kamu adalah terang dunia, kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya dibawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang didalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Jadi anda dan saya harus bisa membaca orang dan bacaan itu dapat menyimpulkan apakah kita dapat diteladani atau tidak…?. Jadi kita harus bertanggung jawab dengan lingkungan dan berkomunikasilah lewat doa dan melakukan 3 (tiga) hal kehendak Allah yaitu: BERSAKSI, BERSEKUTU dan MELAYANI. Mulailah berdoa karena kita dihadapkan kepada dunia yang gelap yaitu keresahan, kecurangan, kemunafikan yang bertentangan dengan Firman Tuhan dan kita yakin dengan kekuatan Roh Kudus. Dalam arus globalisasi yang semakin dahsyat ini, perteguhlah imanmu dan anak-anak kita dalam memperkokoh diri dalam menghadapi dampak era globalisasi dan perbenturan-perbenturan budaya, sistem nilai dengan penuh tantangan. Karakter inilah cara yang harus diyakini oleh umat Kristen yang berada di tengah-tengah dunia yang perlu diselamatkan.

Garam hanya bisa dimanfaatkan apabila dia mampu masuk keseluruh jaringan-jaringan yang diasinkan atau diawetkan dan tidak lagi terlihat secara fisik. Garam tersebut larut dalam air bersama daging bahkan makanan, demikianlah terang itu berfungsi menyinari kegelapan yang masuk ke celah-celah agar cahayanya sampai ketempat yang gelap, agar tidak terputus hubungan dengan sumbernya yaitu mata api itu sendiri yang tidak lain adalah Yesus Kristus. Jadi, garam yang hanyut, mencair, dan yang larut serta terang yang bercahaya didalam kegelapan adalah kerendahan hati orang Kristen tetapi dahsyat pekerjaanya oleh Roh Kudus karena masuk kedalam sel-selnya dan secara pisik tidak terlihat lagi. Janganlah menonjol-nonjolkan diri tetapi rendahkanlah hatimu agar masuk kesemua jaringan-jaringan sel-sel itu. Untuk itu tugas pengetahuan itu hendaklah dimulai dari yang terkecil karena kita adalah surat Kristus. Rasul Paulus menulis suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus yaitu II korintus 3:2-3, Paulus berkata: “kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang karena telah ternyata bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pekerjaan kami, ditulis bukan dengan tinta tetapi denga Roh dari Tuhan yang hidup, bukan pada loh-loh batu melainkan pada loh-loh daging didalam hati manusia.

Dari Saudaramu yang tak akan pernah mati!


Piter Markus Simanjuntak

Janji Allah kepada Nuh, Abraham dan Ishak, Yakub,

Janji Keselamatan dan Berkat di Bumi lewat Keturunan Abraham

Setelah Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, Tuhan berfirman kepada Ular katanya: Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya, keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya”. (Kejadian 3:15)

Dalam Kitab Musa adalah merupakan satu pokok perjanjian Allah tentang keselamatan kepada Manusia dengan memberikan kutuk kepada Ular. Dalam perkembangannya (populasi) manusia mulai bertambah banyak jumlahnya di bumi, bagi mereka lahir anak-anak perempuan, dan laki-laki. Anak laki-laki melihat bahwa anak-anak perempuan cantik-cantik rupanya, kemudian mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka”.(Kejadian 6 :1-2)

Manusia keturunan Adam telah berkembang di bumi ini, tidak saja berkembang karena populasinya saja, tetapi juga kejahatannya. Allah menjadi sangat kecewa terhadap perkembangan kejahatan manusia di bumi, lalu Allah memanggil Nuh yang menjadi pilihanNya dengan tujuan untuk memperbaharui ras manusia dan kemudian Ia menghukum manusia melalui air bah. Sesudah selesai peristiwa penghukuman manusia dengan air bah itu, Nuh dan keluarganya diselamatkan dengan sebuah perahu (Bahtera) dan pada waktu yang ditentukanNya, manusia mendarat di bumi.

Ada beberapa poin Janji Allah kepada Manusia setelah Air bah, yaitu antara lain:

A. Janji Allah kepada Nuh:

Kejadian 9:8-17 yang berbunyi: : “Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: “Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjianKu dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makluk hidup yang bersama-sama dengan kamu burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjianKu dengan kamu bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. ”Dan Allah berfirman: “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun termurun, untuk selama-lamanya: BusurKu Kutaruh diawan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi”. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka aku akan mengingat perjanjianKu yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjianKu yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: ”Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makluk yang ada di bumi”.

Inilah Perjanjian Allah yang Pertama kepada Nuh.

Kesimpulannya, Allah tidak lagi melakukan pembinasaan manusia secara global di bumi dengan air bah. Dari firman Allah di atas, kita melihat ada tiga isi perjanjian Tuhan kepada Nuh yaitu:

1. Perjanjian, datangnya dari Allah sendiri.

2. Isinya tidak akan memusnahkan bumi dengan air bah;

3. Tanda Perjanjian adalah Busur (Pelangi)

B. Janji Allah kepada Abraham;

Setelah terjadi peistiwa penghukuman manusia dengan air bah, keturunan Nuh (Sem,Zafet dan Ham) semakin banyak dimuka bumi, tetapi manusia bukan semakin baik melainkan semakin jahat, padahal Allah sudah mencoba untuk melakukan pembaharuan dengan membinasakan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Kita melihat dalam Kejadian 11:4 berkata: Manusia itu berhimpun membangun sebuah menara dan mereka membangun dengan satu tujuan untuk meninggikan nama mereka, yang berkata: ”Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.

Allah murka kepada manusia karena sudah semakin bejad: “Lalu turunlah Allah untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman:

Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak dapat terlaksana. Baiklah kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing, Demikianlah mereka diserakkan Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka brehenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena disitulah dikacaubalaukan Tuhan bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi”.

Sesudah peristiwa itu, Allah mengambil inisiatip kembali yaitu dengan memilih satu keluarga yaitu Keluarga Abraham, dan didalam panggilannnya, Allah kembali memberikan satu perjanjian dan janji ini juga bersifat sama dengan janji yang diberikan kepada Nuh yaitu janji datang dari Allah sendiri. Hal ini dapat kita lihat dalam Kejadian 12:1-3 yang berbunyi: “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkau serta membuat namamu mashur dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.

Dari segi aspek manusia dalam Kejadian 15:6 yang berbunyi: Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” karena Abraham percaya kepada janji Allah.

Dalam Kitab Perjanjian Baru yang tertulis dalam Roma 4:1-12: dikatakan “Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? sebab jika Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak dihadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ”Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan”, dan “Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran”. Kalau ada orang yang bekerja upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya, Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya dan yang ditutup dosanya, berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya. Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? sebab telah kami katakan bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan?. Sebelum atau sesudah ia di sunat, bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya. Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya sebelum ia bersunat. Demikian ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran duperhitungkan kepada mereka dan juga bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum bersunat”. Pembenaran itu bukan dari usaha dan perbuatan manusia, tetapi iman kepada janji Allah kepada Yesus Kristus. Inilah Perjanjian-perjanjian Allah yang utama kepada Manusia yaitu :

1. Perjanjian Allah kepada Nuh;

2. Perjanjian Allah kepada Abraham;

3. Perjanjian Allah kepada Musa atau Perjanjian Sinai.

Selain dari pada perjanjian di atas, memang masih ada perjanjian perjanjian Allah sesudah Kitab Taurat Musa, yaitu Perjanjian kepada Raja Daud, Kitab Para Nabi dan Perjanjian Baru.

Isi perjanjian Allah dengan Abraham sebagaimana pada ayat di atas yaitu ada 4 (empat) perjanjian yaitu:

1. Pertjanjian Pertama adalah Berkat Individu yaitu Tuhan akan memberkati Abraham dan membuat namanya mashur dan membuat dia juga menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Janji Individu ini termasuk berkat jasmaninya,

2. Perjanjian Kedua, Tuhan berjanji akan memberkati Abraham dengan berkat menjadi bangsa, tetapi dia diberkati menjadi sebuah bangsa yang besar yaitu bangsa Israel,

3. Perjanjian yang Ketiga, dia akan menjadi berkembang menjadi bangsa besar tetapi melalui Abraham bangsa-bangsa akan mendapat berkat. Ini berbicara tentang garis benih keselamatan yang merupakan garis keturunan Abraham yaitu Ishak-Yakub-Yehuda-Daud-Yesus Kristus.

4. Perjanjian keempat, Tuhan menjanjikan kepada Abraham mengenai suatu negeri sebagaimana dalam Kejadian 12:7 yang berkata: “Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan berfirman, Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu, tanah perjanjian yang sekarang ini yaitu yang didiami oleh bangsa Israel”.

Dalam isi Perjanjianan-perjanjian Allah tersebut di atas, juga ada kewajiban yang harus ditaati oleh Abraham yaitu:

1. Abraham harus mentaati panggilan Tuhan dan janji ini hanya bisa digenapi jika Abraham mentaati panggilan Tuhan;

2. Abraham Diteguhkan dengan suatu tanda yang berkaitan dengan Sunat. Perjanjian ini ditulis dalam Kejadian 17:7-10 yang berbunyi : “Aku akan membuat perjanjian antara Aku dengan engkau serta keturunanmu turun temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kau diami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka. Dari pihakmu engkau harus memegang perjanjianKu, engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah perjanjianKu, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki diantara kamu harus di sunat.

Khusus janji-janji Allah tentang berkat-berkat bagi bangsa-bangsa di dunia, kita melihat dalam Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia 3:15-17 yang berbunyi: ”Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun. Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang saja: ”dan kepada keturunanmu” yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit baru empatratus tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya”.

Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita bahwa oleh Abraham bangsa itu akan diberkati dalam berkat keselamatan yaitu berkat yang didalamnya oleh keturunanmu. Ditegaskan disini adalah perbedaan antara keturunannya dengan keturunan-keturunannya seolah-olah yang dimaksud adalah banyak orang, padahal hanya kepada satu orang saja yaitu Keturunannya yaitu Kristus. Jadi kalimat “keturunannya” menunjukkan kepada bentuk tunggal (Keturunannya) bukan jamak (Keturunan-keturunannya).

Firman Allah dalam Galatia 4:21-26 berbunyi: “Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup dibawah Hukum Taurat? Bukankah ada tertulis bahwa, Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?. Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan, sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah;

yang satu berasal dari gunung Sinai ditanah Arab-dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita”. (SARAH) Bersambung ............


Rabu, 04 Maret 2009

PENGANTAR

Pengantar

Kepada Saudara-saudaraku yang ku kasihi, tulisan ini dikemas dari sudut pandang yang berbeda karena tulisan ini bukan kotbah, bukan pula penelaahan Alkitab namun ditulis agar pembaca memperkuat dirinya dalam menghadapi illah zaman ini, sebab banyak orang percaya tergoncang imannya karena tidak dapat mempertahankan konsistensi kesetiaan kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Tulisan ini ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang Firman Tuhan dalam rangka pertumbuhan iman kristiani bagi orang-orang percaya khususnya dalam pemahaman, pendalaman dan pengenalan akan Firman yang sudah menjadi Daging (Yohanes 1:1 dan 14). Pemahaman tentang Firman ini, jarang disampaikan oleh para hamba Tuhan, evanggelis dan sebagainya maupun melalui kotbah-kotbah maupun penelaahan Alkitab, kepada jemat-jemaatnya.

Bagaimanakah sebenarnya kita sebagai murid Yesus memahami Firman itu dalam kehidupan kita sehari-hari agar orang-orang Kristen tidak hanya sekedar mengetahui saja yaitu bagaimana kita memahami lebih dalam dan teguh agar tidak rapuh dalam menghadapi illah zaman ini.

Kita sebagai murid Yesus (bukan murid Yahowa) yang sedang menantikan kedatanganNya kedua kali sehingga apa yang harus kita perbuat sesuai dengan firmannNya. Satu-satunya jalan adalah kita harus siap dan sungguh-sungguh menjalankan kehidupan yang rohani dan surgawi yaitu sebuah kehidupan yang serupa dengan Kristus. Kiranya Tuhan menuntun setiap pembaca kedalam rahasia kehadiratNya dan menyatakan janjiNya. Rasul Paulus yang diilhamkan Allah menulis dalam suratnya kepada jemaat di Korintus yaitu: II Korintus 3 ayat 13-18 yang berbunyi sebagai berikut:

Musa menyelubungi mukanya supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu, tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka. Jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya, bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca Kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya, sebab Tuhan adalah Roh, dan dimana ada Roh Allah disitu ada Kemerdekaan”.

Yohanes 5:39-40 berkata:

“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehNya kamu mempunmyai hidup yang kekal tetapi walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberikan kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu. Sebab jika kamu percaya kepada Musa tentu kamu akan percaya juga kepadaKu, sebab ia telah menulis tentang Aku.Tetap, jika kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya apa yang Kukatakan”.

Perkara-perkara yang dahulu tersembunyi sejak kejatuhan Adam sampai dengan kedatangan Tuhan Yesus ke bumi ini sebagai Manusia (Firman sudah menjadi Manusia) 2.005 tahun lalu, Kristus merupakan suatu yang Rahasia yang tersembunyi, tetapi dengan datangnya Injil (Roma 16:25, I Korintus 2:7-10, bagi orang-orang Percaya menjadi terbebas dari Hukum Taurat sebab kita tidak lagi memegang Hukum Taurat sebab kita sudah terlepas dari padanya ketika Yesus datang. Hal itu dikatakan Paulus dalam Galatia 3:23:26 sbb: “Sebelum iman itu datang kita berada dibawah pengawalan hukum tuarat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi Hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang sebab itu kita tidak lagi ada dalam pengawalan penuntun yaitu hukum taurat, sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman didalam Yesus Kristus”. Jadi kita harus ingat status kita sebagai anak Tuhan dan tidak boleh berkompromi dan meminta petunjuk diluar anak-anak Tuhan

Yehezkiel Pasal 11 ayat 19-20 Allah berjanji : “Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru didalam batin mereka, supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturanKu dengan setia, maka mereka akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allah mereka”.

Guru Agung tersebut tinggal didalam kita dan menyingkapkan Firman dan memberikan kerinduan agar mempunyai roh yang kuat. Anda dan saya tidak perlu pergi kepada Pemimpin agama agar dapat berbicara dengan Tuhan atau mendengarNya, dan tidak perlu menunggu nabi Allah datang ke tempat anda dan saya untuk memberitahukan apa yang sedang Tuhan kerjakan, tetapi anda dan saya dapat mengetahuinya sendiri. Yohanes 4:24 berkata: “Allah adalah Roh dan barang siapa yang menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran”

Ketika anda dan saya mengundang RohNya untuk tinggal bersama roh kita, kita bisa menyaksikan kebenaran dan kuasa didalam kehidupan kita sehari-hari.

Tuhan tidak akan berbicara kepada anda dan saya dengan tanda-tanda,. kecuali anda buta huruf dan tidak bisa membaca Alkitab atau orang yang tidak percaya dan tidak perduli dengan hal-hal rohani. Itulah sebabnya mengapa sebagian orang tidak pernah bisa mendengar suara Tuhan. Bila kita mengatakan Tuhan menunjukkan sesuatu kepada saya didalam Roh, mereka akan memandang kita seperti orang aneh bukan..? padahal merekalah yang aneh. Mereka mengacuhkan cara-cara Roh atau mereka adalah orang-orang yang tidak percaya karena dipimpin oleh tanda-tanda bukan dipimpin oleh Roh.

Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada Tuhan Yesus, dimana tulisan kecil ini dapat disajikan untuk para pembaca walaupun sangat sederhana sekali. Tulisan ini sengaja dibuat untuk menjadi berkat bagi orang lain terutama yang mau belajar mengenal diri Tuhan Yesus.

Jakarta, 5 Maret 2009

Saudaramu yang tidak akan pernah mati,

Piter Markus Simanjuntak,SH

Rabu, 18 Februari 2009

FIRMAN YANG SUDAH MENJADI DAGING

FIRMAN YANG SUDAH MENJADI DAGING
AKAN DATANG KEMBALI MENJADI HAKIM
Pada AKHIR ZAMAN BUKAN
SEBAGAI JURUSELAMAT


1. Dimanakah Dia…?

Dimanakah engkau ...? pertanyaan Allah yang pertama kepada manusia yaitu Adam setelah ia jatuh ke dalam dosa, hal ini dicatat oleh Alkitab dalam Perjanjian Lama, tetapi pada Perjanjian Baru, Yesus datang kedunia ini bukan lagi TUHAN yang mencari manusia, justeru sebaliknya yaitu manusia yang mencari TUHAN. Ini bisa kita lihat dalam Injil Matius Pasal 2 ayat 2 yang berbunyi: “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodes, datanglah orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya, Dimanakah Dia.....? Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu...?.. kami telah melihat bintangnya di timur dan kami untuk menyembah Dia”. Orang majus itu mewakili semua umat manusia menyampaikan pertanyaan seperti itu, Dimanakah Dia...?..... Demikian jugalah manusia pertama yaitu Adam juga mewakili umat manusia yang berdosa sampai sekarang. Sama seperti sungai, apabila hulunya mengandung racun yang disebabkan ulah manusia, maka keseluruhan aliran sungai menjadi teracuni dan ini dikarenakan oleh seorang manusia saja yang telah berbuat dosa, maka seluruh umat manusia menjadi berdosa.

Ada orang berkata: Mengapa sih tidak pada awalnya saja TUHAN menjaga manusia supaya tidak berdosa...? Pertanyaan ini adalah wajar sebagai manusia, itulah sebabnya kita selalu berbicara ingin serupa dengan Allah. Memang manusia selalu ingin tahu lebih dahulu dari pada rencana Allah. Orang yang mengajukan pertanyaan seperti itu, masih buta hatinya (karena belum dibaharui oleh Roh Allah) karena orang seperti itu masih membawa pikirannya sendiri. Sesungguhnya Allah sudah tahu bahwa sebelum diciptakannya alam semesta ini, nantinya manusia itu pasti akan menghianatinya, tetapi manusia yang diciptakanNya itu tidak mengetahuinya bahwa Allah telah mempersiapkan: “Satu jalan saja yaitu Anak TunggalNya yaitu POHON KEHIDUPAN. Manusia akan masuk dalam keselamatan yang disediakanNya sendiri yaitu Firman akan menjadi Daging yaitu Yesus Kristus.

Perhatikanlah baik-baik apa yang diperbuat Allah kepada manusia yaitu Adam dan Hawa ketika mereka jatuh kedalam dosa. TUHAN mengetahui kesulitan mereka karena mereka mengetahui yang baik dan yang jahat sehingga mereka telanjang, kemudian mereka menutupi tubuhnya dengan daun pohon ara tetapi Allah mengasihi mereka dan menggantikannya dengan KULIT BINATANG. Kitab Kejadian 3: 21 berbunyi: “Dan Tuhan membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka”. Jadi, Allah membunuh binatang yang tanpa salah itu dan mengambil kulitnya untuk dijadikan pakaian dan dikenakan kepada Adam dan Hawa. Oleh karena itu kita sekarang telah mengetahuinya bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia, Allah telah menunjukkan kepada manusia sebagai ciptaan yang dikasihiNya suatu KORBAN.

Demikianlah juga seorang manusia yaitu Putra Abraham yang bernama ISHAK, Allah menggantikan korban seekor binatang domba dan demikian juga halnya ketika umat Israel keluar dari perhambaan di Mesir, mereka harus menyembelih binatang korban agar supaya ANAK SULUNG bisa diselamatkan disetiap keluarga dan binatang anak domba itu haruslah tidak buta dan darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah dimana orang memakannya (Keluaran 12: 1-28).

Oleh karena itu sejarah telah mencatat bahwa untuk KESELAMATAN MANUSIA diperlukan suatu KORBAN yaitu YESUS KRISTUS yakni JALAN KESELAMATAN itu. Hanya melalui Yesus Kristus lah, TUHAN menyediakan jalan keselamatan umat manusia yang SEMPURNA. Ia mengorbankan diriNya untuk kita SEKALI UNTUK SELAMANYA, sehingga tidak diperlukan lagi korban binatang yang dilakukan manusia setiap tahun, padahal IA SENDIRI ADALAH ALLAH YANG MAHA KUASA. Ia datang dari sorga yang dikandung dan dilahirkan dari seorang dara Maria dengan penuh ROH ALLAH. Ia megetahui segalanya, Ia hadir dimana-mana, Ia dapat melakukan segala hal dan Ia mempunyai Kemuliaan yang sama dengan Allah BAPA DAN ROH KUDUS. Itulah sebabnya kita menyembah kepada SATU TUHAN YANG TUNGGAL yaitu YESUS KRISTUS adalah ALLAH SECARA TOTAL. Ia tidak dapat dikenai oleh pencobaan dan Yesus juga adalah Manusia seutuhnya yang mengantikan Umat Manusia di KAYU SALIB untuk keselamatan umat manusia dan Dia menggenapi IMMANUEL (Allah beserta Kita). Alkitab berkata, sikapmu harus sama seperti yang ada didalam Yesus Kristus, maka TUHAN mengenal mereka dan menghampakan diriNya dalam rupa sebagai seorang manusia dan akhirnya merendahkan diriNya untuk menjadi MATI DIKAYU SALIB. Yohanes Pembaptis juga berkata: “Lihatlah Anak Domba Allah yang telah datang untuk menghapus dosa manusia, karena Yesus adalah satu-satunya jalan dan keselamatan yang sejati. Barang siapa yang ada didalam Kristus Yesus merupakan ciptaan baru yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang. Walaupun Yesus Kristus mati dikayu salib, tetapi pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati dan Ia mengalahkan Maut untuk kepentingan seluruh umat manusia, sehingga Yesus berkata :“Akulah kebangkitan dan hidup, barang siapa yang percaya kepadaku walaupun ia mati, ia akan hidup”.